Assalamualaikum..Pagi-pagi ni
CK nak share satu cerita pasal....seorang ISTERI..asyik dok cerita pasal orang
kawen je kan CK nih..(mud teringin nak kawenn..hehe..gatai!!..) Malas nak
panjang2 sangat intro,baca je la ye story moly ni..huhuhuhuuaaa...
_____________ ♥ _____________
Alkisah
di sebuah rumah mewah yang terletak dipinggiran sebuah kota, hiduplah sepasang
suami istri. Dari sekilas orang yang memandang, mereka adalah pasangan yang
sangat harmonis. Para tetangganya pun tahu bagaimana usaha mereka dalam meraih
kehidupan mapan yang seperti saat ini. Sayang, pasangan itu belum lengkap.
Dalam kurun waktu sepuluh tahun pernikahan mereka, pasangan itu belum juga
dikurniai seorang anak pun yang mereka harapkan.
Walaupun
masih saling mencinta, si suami berkeinginan menceraikan istrinya kerana
dianggap tak mampu memberikan keturunan sebagai penerus generasinya. Setelah
melalui perdebatan sengit, dengan sedih dan duka yang mendalam, si istri
akhirnya menyerah pada keputusan suaminya untuk tetap bercerai.
Dengan
perasaan tidak menentu, suami istri itu menyampaikan rencana perceraian kepada
orang tua mereka. Meskipun orang tua mereka tidak setuju, tapi tampaknya
keputusan bulat sudah diambil si suami. Setelah berbincang-bincang cukup lama
dan alot, kedua orang tua pasangan itu dengan berat hati menyetujui perceraian
tersebut. Tetapi, mereka mengajukan syarat, yakni agar perceraian pasangan
suami istri itu diselenggarakan dalam sebuah sebuah pesta yang sama besarnya
seperti pesta saat mereka menikah dulu.
Agar
tidak mengecewakan kedua orang tuanya, maka persyaratan mengadakan pesta
perceraian itu pun disetujui. Beberapa hari kemudian, pesta diselenggarakan.
Sungguh, itu merupakan pesta yang tidak membahagiakan bagi siapa saja yang
hadir dalam pesta itu. Si suami nampak tertekan dan terus meminum arak sampai
mabuk. Sementara sang istri nampak terus melamun dan sesekali mengusap air
matanya di pipinya. Di sela mabuknya si suami berkata lantang, “Istriku, saat kau pergi
nanti. semua barang berharga atau apapun yang kamu suka dan kamu sayangi,
Ambillah dan Bawalah !!“. Setelah berkata seperti itu, tak lama kemudian ia semakin mabuk
dan akhirnya tak sadarkan diri.
Keesokan
harinya, setelah pesta selesai, si suami terbangun dari tidur dengan kepala
berdenyut-denyut. Dia merasa tidak mengenali keadaan disekelilingnya selain
susuk tubuh yang sudah dikenalinya bertahun-tahun iaitu sang istri yang ia
cintai. Maka, dia pun bertanya “Ada dimakah aku ? Kenapa ini bukan di kamar kita ? Apakah aku
masih mabuk dan bermimpi ? tolong jelaskan.”
Si
istri menatap penuh cinta pada suaminya dengan mata berkaca-kaca dan menjawab,
“Suamiku, ini kerana dirumah
orang tuaku. Kelmarin kau cakap didepan semua orang bahwa engkau berkata
kepadaku, bahwa aku boleh membawa apa saja yang aku mau dan aku sayangi. Di
dunia ini tidak ada satu barang yang berharga dan aku cintai dengan sepenuh
hati selain kamu. Kerana itu kamu sekarang kubawa serta ke rumah orang tuaku.
Ingat, kamu sudah berjanji dalam pesta itu.”
Dengan
perasaan terkejut setelah sesaat tersadar, si suami bangun dan memeluk
istrinya, “Maafkan aku Istriku,
aku sungguh bodoh dan tidak menyedari bahwa dalamnya cintamu padaku. Walaupun
aku telah menyakitimu, dan berniat menceraikanmu, tetapi engkau masih mau
membawa serta diriku bersamamu dalam keadaan apapun“.
Akhirnya
kedua suami istri ini ini berpelukan dan saling bertangisan. Mereka akhirnya
mengikat janji akan tetap saling mencintai hingga ajal memisahkannya.
Dalam
Kisah diatas dapat kita petik makna bahwa :
Saat
sebuah pernikahan dimulai, bukanlah hanya bertujuan menghasilkan keturunan,
meski diakui mendapatkan buah hati adalah dambaan setiap pasangan suami istri.
Tapi sebenarnya masih banyak hal lain yang juga perlu diselami dalam hidup
berumah tangga.
Untuk
itu rasanya kita perlu menyegarkan kembali tujuan kita dalam menikah iaitu
peneguhan janji sepasang suami istri untuk saling mencintai, saling menjaga
baik dalam keadaan suka dan duka. Melalui kesedaran tersebut, apapun keadaan
rumah tangga yang kita jalani akan menemukan suatu penyelesaian. Sebab proses
menemukan penyelesaian dengan berlandaskan kasih sayang ketika menghadapi
sebuah masalah sebenarnya merupakan salah satu kunci keharmonisan rumah
tangga. Harta
dalam rumah tangga bukanlah terletak dari banyaknya tumpukan materi dan harta
yang dimiliku suatu keluarga, namun dari rasa kasih sayang dan cinta pasangan
suami istri yang terdapat dalam keluarga tersebut.
sumber : kat SINI
*Errmmm..cerita ni copy je tapi suka suki je CK edit
cikit2..dekat part yang minum arak tu, tak tau nak edit cmne..(agak sensitif di
situ..)..tapi point UTAMA ialah kesetiaan seorang isteri tu terhadap
suaminya..^_^ tapi setia tu,setia jugak..ALLAH jangan lupa..
Firman Allah swt,
"Katakanlah (wahai Muhammad): Jika bapa-bapa kamu dan
anak-anak kamu dan saudara-saudara kamu dan isteri-isteri (atau suami-suami)
kamu dan kaum keluarga kamu dan harta benda yang kamu usahakan dan perniagaan
yang kamu bimbang akan merosot, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai,
(jika semuanya itu) menjadi perkara-perkara yang kamu cintai lebih daripada
Allah dan RasulNya dan (daripada) berjihad untuk agamaNya, maka tunggulah
sehingga Allah mendatangkan keputusanNya (azab seksaNya); kerana Allah tidak
akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik (derhaka)."
( At Taubah : 24 )
No comments:
Post a Comment